Kaum pemuda muslim sedang menghadapi berbagai macam krisis. Dan krisis terbesar adalah menemukan perbedaan yang nyata antara apa yang sudah terjadi dan apa yang akan terjadi.
Problem yang berhubungan dengan kebocoran politik bukan merupakan satu-satunya masalah dalam kehidupan pemuda. Meskipun demikian, kenyataan politik yang tidak sehat dikalangan umat islam, mempunyai peranan dalam masalah-masalah yang di hadapi para pemuda. Problem mereka bukan hanya sekadar fakta kesederhanan yang tidak sehat, baik ketidak sederhanaan tersebut diakibatkan oleh keborosan orang-orang kaya atau karena kekacauan dan kemiskinan.
· Dapat dipastikan bahwa kekuatan yang tidak menuju kepada kebaikan, akan mengarah kepada kejahatan.
· Dan kekuatan yang tidak memiliki kendali kepada yang halal, pasti akan dikendalikan menuju kepada yang haram.
· Serta kekosongan yang tidak dimanfaatkan sebaik-baiknya akan digunakan untuk hal-hal yang tidak baik.
Kaum wanita (ibu) muslimah secara keseluruhan terpanggiluntuk menggambarkan jalan yang benar bagi para pemuda. Dan hendaklah para ibu juga memperhatikan mereka di sekolah, perkuliahan, mesjid dan disela-sela keterlibatannya dalam media informasi, pendidikan dan kebudayaan, serta mengarahkan meraka ajaran-ajaran islam san juga mengenalkan kepadanya kebudayaan-kebudayaan islam. Dan terakhir kita dituntut untuk membuka semua pintu-pintu halal dan menutup pintu-pintu haram bagi para pemuda-pemuda kita. Apabila hal itu tidak dilakukan, maka mereka akan terperangkap dalam bahaya yang sangat serius.
Para pemuda perlu memahami teori kesederhanaan islam, yang merupakan kunci pemahamannya terhadap islam serta kunci pergaulannya yang benar dengan kehidupan dan ajaran-ajaran islam’
Islam selalu menganjurkan untuk bersikap sederhana, tidak berlebih-lebihanndalam bertindak, tidak tenggelam dalam buaian nafsu syahwat, tidak boros dan tidak mementingkan diri sendiri. Dengan demikian, kemewahan hidup dalam islam berbeda jauh dengan pemahaman orang-orang Eropa.
Dr. Abdul Aziz Al-khayat ( Dekan fakultas syari’at di Universitas YordaNIA ) berusaha menyelesaikan permasalahn ini, seraya berkata: “Kita harus benar-benar memahami teori kesederhanaan dal islam yang berdiri antara keborosan dan kebakhilan.” Sebagaimana Allah SWT telah berfirman:
“Dan orang –orang apabila membelanjakan (harta) mereka tidak berlebih-lebihan dan tidak pula kikir dan adalah (pembelanjaan itu ) di tengah-tengah antara yang demikian “ (Al-Furqan: 67).
Inilah pemahaman islam tentang kesederhanaan dan kemewahan, maka apakah ada perbedaan dengan pemahaman barat ? Lembaga pendidikan “Beige” berpendapat bahwa kepuasan pribadi hanya akan terpenuhhi dengan hasil pemasukan oleh karena itu ia mengatakan, Negara harus banyak mendapatkan pemasukan guna memperbaiki perekonomian dan mengalihkan pengambilan pemasukan dari orang-orang kaya kepada orang-orang miskin.”
Pendapat tersebut ditolak olehBaron, yang mana dia berpendapat lain bahwa kita harus melihat kemewahan sebagai kepuasan antara individu. Apabila sebagian antara mereka mengalami penurunan penghasilan, maka harus diganti dengan icome yang lebih. Ini ditinjau dari teori, sedangkan dari praktisnya, di berpendapat bahwa ekonomi terbentuk bersama dengan tambahnya kemewahan masyarakat.
Pendapat ini ditentang oleh banyak pakar ekonomi barat sendiri jadi teori islam lebih tepat dalam usaha penerapan antara produksi dan pengembangan dengan kemewahan. Ia tidak akan menyesatkan, merugikan menyusahkan, bahkan ia mengajak kepada kemewahan dan keadilan hakiki dalam masyarakat. Karena teori tersebut bersumber dari hokum-hukum islam yang sempurna. Dan bukan sekadar teori ekonomi yang berdiri berdasarkan materi saja tanpa adanya ketentuan-ketentuan tetap yang berkaitan dengan akidah dan ajaran-ajaran agama yang dapat mengendalikan emosi dan perasaan yang terkombinasi di dalmnya antara perintah pengembangan dan produksi dengan keterbatasan kemewahan. Allah SWT telah berfirman
“ Apabila telah ditunaikan shalat , maka bertebarlah kamu di muka bumi dan carilah karunia Allah banyak-banyak supaya beruntung.” (Al-Jumu’ah: 10)
Firmannya yang lain:
“Dan kami jadikan siang yang terang, agar kamu mencari karunia Tuhanmua. “(Al-Isra: 12)
Pada ayat yang lain, AllahSWT berfirman:
“Sesungguhmya kami telah menempatkan kamu sekalian di muka bumi dankami adakan bagimu di muka bumi itu (sumber) penghidupan.”(Al-Asraf: 10)
Dan Dia melarang berlebih-lebihan dalam kemewahan serta mengingatkan agar tidak berpoya-poya dan boros, seraya berfirman:
“Katakanlah: “kesenangan di dunia hanya sebentar dan akhirat itu lebih baik untuk orang-orang yang bertakwa.” (An-Nisa:77)
adapun orang-orang yang melampaui batas, lebih mengutamakan kehidupan dunia, maka sesungguhnya nerakalah tempat tinggalnya.”(An-Nazi’at: 37-39).
Dan carilah apa yang telah dianugrahkan Allah kepadamu (kebahagian) negri akherat, dan janganlah kamu melupakan bahagiamu dari (kenikmatan) dunia dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah berbuat bai kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi.” (Al-Qashash:77)
Dalam mengakhiri sub judul ini, kami terangkan:
- Bahwa islam memerintahkan kita untuk mengembangkan perekonomian dan produksi dengan cara dan sarana yang telah ada, baik dengan lahan pertanian, perindustrian, perdaganan dan segala macam proyek yang disyari’atkan.
- Islam telah menetapkan cara mencari rizki dan membedakan antara yang halal dan yang haram. perkembangan ekonomi bukan meupakan tujuan utama akan tetapi hanya merupakan cara untuk merealisasikan kesederhanaan islam dalam menjalani kehidupan ini.
- Islam juga membolehkan manusia untuk membelanjakan hartanya guna memenuhi kebutuhan pokok dan bersenang-senang dengan kebaikan, dengan syarat tidak berlebi-lebihan dan juga tidak boleh kikir.
- Menurut islam, kemewahan tidak hanya sekadar sebatas makanan, minuman, pakaian, dan tempat tinggal saja. Tetapi juga mencakup segala kebutuhan pendidikan, pengajaran, kesehatan, keamanan dan sebagainya.
- Tingkat pengeluaran harus sesuai dengan kemampuan ekonomi. Kebutuhan juga tergantung pada kondisi zaman, seperti misalnya zaman rasul tidak sama dengan zaman kita sekarang ini
Pengeluaran minimal merupakan suatu hal yang sangat dianjurkan islam tidak terlalu berlebi-lebihan dan juga tidak juga tidak tenggelam dalam kenikmatan. Namun pada kesempatan yang sama, islam membolehkan manusia untuk bersenang-senang dengan segala kenikmatan, dengan syarat tidak boleh berlebi-lebihan dan boros. Dalam islam, boros dan sikap yang berlebih-lebihan itu diharamkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar