Selasa, 05 April 2011

Pembagian Waktu Dalam Kehidupan Pemuda

Masalah yang paling urgen dalam kehidupan pemuda adalah pengalokasian waktu dan menempatkan segala sesuatu pada tempatnya. Suatu yang tidak dapat diterima oleh syari’at. Islam adalah sikap para pemuda yang berlebihan dalam membuang-buang waktu guna memenuhi keinginan tertentu yang tidak berarti. Meskipun pada dasarnya keinginan tersebut dibolehkan, namun ketenggelaman mereka di dalmnya menjadikan lupa terhadap kewajiban-kewajibannya, hal itu menjadi haram hukumnya. Dr. At-Tahami Nuqrah menerangkan segi keseimbangan dalam kehidupan para pemuda muslim seraya mengungkapkan:

“Islam itu telah menggambarkan manhaj yang konkrit bagi kehidupan orang muslim, menerangkan kepadanya tentang pembagian waktu, sehigga dia menggunakan sebagian untuk kesibukan demi kelangsungan hidupnya dan sebagian lagi untuk membekali diri demi kehidupan akhirat nanti, serta yang lainnya untuk urusan-urusan khusus. Manhaj ini tidak bertentangan dengan fisik maupun rohani bahkan membangkitkan semangat dan kesungguhan, serta mendatangkan kebahagian, sehingga semua kebutuhan dan keinginan dapat terpenuhi tanpa berlebih-lebihan. Namun kita harus memilah-milih, antara permainan yang tidak dilarang yang dapat mereformasi semangat, menggunakan seluruh kekuasaan untuk bekerja keras, dan penyakit naluri keduniaan yang melanglang buana keseluruh aspek kehidupan. Dengan demikian tidak akan tercipta kebiasaan-kebiasaan buruk dalam masyarakat islam tidak terdapat peraturan yang hanya berlaku di siang hari saja dan lainnya di malam hari. Allah SWT telah berfirman:

“Maka bertasbihlah kepada Allah dieaktu berada di petang hari dan waktu kaum subuh. Dan bagi-Nyalah segala puji di langit dan di bumi dan di waktu kamu berada pada petang hari serta pada waktu kamu berada di waktu dhur.”

Sekarang ini kehidupan malam yang terlihat menyakitkan, dimana masjid-mesjid dan halaqat-halaqat ilmiyah kosong tidak berpenghuni yang ramai adalah discotique, bar dan tempat-tempat permainan lainnya yang beragam bentuk dan jenisnya. Inilah polusi budaya, untuk mereformasi semuanya itu ketengan di tengah-tengah kegoncangan dunia.

Islam tidak memberikan tempat bagi permainan yang dapat merusak moral dan keharmonisan social. Permainan-permainan ini tidak menggelamkan (menguasai) orang-orang yang bekerja dan berpikir, serta orang-orang yang rajin belajar, mebaca apa yang dapat bermanfaat bagi dirinya dan orang lain, tapi permainan-permainan itu hanya mencekram orang-orang yang suka menghambur-hamburkan waktu dan tidak mau bekerja.

Jangan sampai permainan-permainan itu dijadiakan candu dalam kehidupan ini, hendaklah kita melarang pra pemuda mencari kesenangan lewat cara-cara yang menyesatkan. Sehingga mereka dapat menghindar dari kebudayaan Barat yang materalis, dan merasa bangga menjadikan islam sebagai idiologi karena islam menghantarkan individu dan kelompok kepada kehidupan mulia.

Rusullullah SAW telah mempereingatakan umatnya dan khususnya para pemuda, jangan sampai terperangkap dalam dekadensi moral, dimana para wanita berpenampilan merangsang, bugil dan menjual harga dirinya kepada laki-laki. Demikian pengaruh negative yang terkandung dalam permainan, lagu-lagu konyol, majalah-majalah dan film-film porno dan lain sebagainya dari berbagai macam sarana informasi modern. Karena semuanya itu sangat berdampak terhadap jiwa dan moral pemuda kita. Dimana pemuda kita lebih sensitive dari pada pemuda di barat, hal itu dapat disebutkan oleh tabi’at, lingkungan dan kebudayaan. Kita mengharapkan dunia islam hidup dan berkembang serta memperhatikan para pemudanya agar bekerja dan bertekad bulat memerangi kebodohan serta membasmi semua tindakan amoral dan maju terus dalam menegakan kebenaran kebaikan daneindahan.

Dalam mencari kesenangan dan ketenangan yang tidak dilarang Allah SWT, kita membentuk kelompok diskusi, klub-klub kesenian dan kebudayaan. Dengan demikian dapat menumbuhkan minat dan bakat seni para pemuda seprti menggambar, yang mana hal itu tidak membutuhkan keahlian khusus untuk membina instink dan mengembangkan bakatnya.

Apakah yang menghalangi dokter, arsitek atau seorang dokter untuk menjadi penulis atau penyair? Yang penting, setiap orang harus mengalokasikan waktunya sebaik mungkin dan meletakan segala sesuatunya pada tempatnya.

Sumber : Pemuda Aktivitas & Problematikanya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar